Perkembangan Matematika di Yunani dan
Persia
1.
Perkembangan
Matematika di Yunani
Cikal
bakal berkembangnya ilmu pengetahuan modern seperti saat ini dimulai pada
periode Yunani kuno. Yang paling menonjol dalam perkembangan ilmu pada era ini
adalah filsafat, yang kini menjadi induk dari segala ilmu pengetahuan. Zaman
Yunani kuno dipandang sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini
orang memiliki kebebasan mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Bangsa Yunani
juga tidak dapat menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap menerima begitu
saja, melainkan menumbuhkan sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara
kritis. Sikap kritis inilah yang menjadikan bangsa Yunani tampil sebagai ahli
pikir-ahli pikir terkenal sepanjang masa
Menurut
para sejarawan, perkembangan matematika Yunani dibagi atas dua periode, yaitu
periode klasik dan periode helenistik.Perkembangan matematika di Yunani pada
periode klasik berlangsung sekitar abad ke-6 SM di kota Athena, yang berhasil
menghalau serangan kekaisaran Persia. Saat terjadi perang Peloponesia kekuasaan
Athena berakhir karena berhasil ditaklukkan bangsa Sparta. Namun hal ini bukan
berarti perkembangan dan kajian ilmu pengetahuan juga berakhir. Beberapa
penemuan penting justru terjadi pada periode ini salah satu penemuan dalam
bidang matematika.
Pada
periode ini, matematika berubah dari fungsi praktis menjadi struktur yang
koheren pengetahuan deduktif. Perubahan fokus dari pemecahan masalah praktis ke
pengetahuan tentang kebenaran matematis umum dan perkembangan objek teori
mengubah matematika ke dalam suatu disiplin ilmu. Orang Yunani menunjukkan
kepedulian terhadap struktur logis matematika.
Peradaban
Helenistik bermula pada abad ke-5 SM, dibawah kepemimpinan Iskandar Agung. Ia
berhasil menaklukkan wilayah pesisir Laut Tengah bagian Timur, Mesir,
Mesopotamia, dataran tinggi Iran, Asia Tengah dan beberapa bagian dari India
yang menjadi awal dari penyebaran bahasa dan budaya Yunani keseberang lautan
sehingga matematika Yunani berpadu dengan matematika Mesir dan matematika
Babilonia sehingga membangkitkan matematika pada periode Helenistik. Bahasa
Yunani menjadi bahasa para sarjana di dunia Helenistik. Kata “matematika” sendiri
berasal dari kata mathema, bahasa Yunani kuno yang berarti pelajaran
tentang instruksi.
Pada
periode ini pusat pengkajian ilmu pengetahuan terpenting ada di Iskandariyah,
Mesir. Yang menarik banyak sarjana dari seluruh penjuru Helenistik, tidak hanya
berasal dari Yunani dan Mesir, tetapi juga dari Yahudi, Persia, Fenesia dan
bahkan juga India untuk turut serta mengkaji ilmu pengetahuan.
Yunani
mempunyai dua sistem bilangan, yaitu sistem attic dan sistem alphabetic.
Sistem attic muncul sekitar tahun 6 SM. Sistem attic juga sering
dikenal dengan sistem acrophonic. Acrophonic maksudnya bahwa simbol
bilangan tersebut berasal dari huruf pertama nama bilangan tersebut. Sistem attic
mempunyai enam simbol bilangan untuk angka 1, 5, 10, 100, 1000 dan 10000.
Berikut ini simbol yang digunakan dalam penulisan bilangan sistem attic atau
sistem acrophonic.
Tokoh
Sejarah Perkembangan Matematika Zaman Yunani Kuno
Selain sistem
bilangan, peran peradaban Yunani dalam perkembangan ilmu matematika juga didasarkan
pada beberapa warisan permulaan matematika Yunani yang dibangkitkan oleh Thales
(dianggap sebagai matematikawan sejati pertama dan pribadi pertama yang
menghasilkan temuan matematika yaitu geometri) dan Pythagoras ( penemu Teorema Pythagoras).
2.
Perkembangan Matematika di Persia
Suku
bangsa Persia merupakan keturunan bangsa Arya yang berasal dari Asia Tengah ke
Iran pada abad ke-2 SM. Bangsa Arya kemudian terpecah menjadi dua yaitu bangsa
Persia dan bangsa Media. Pada abad-abad sebelumnya, sebelum Islam datang kekaisaran
Persia telah memperoleh kemajuan dalam
ilmu matematika yang diilhami dari pengetahuan matematika bangsa Banilonia dan
India. Raja-raja Persia sangat mendukung perkembangan ilmu pengetahuan, mereka
memberikan fasilitas bagi asimilasi dan adaptasi ilmu-ilmu dari Babilonia dan
India, terutama matematika. Raja jmemerintah orang-orang terpelajar untuk
menimba ilmu ke India dan Yunani yang bertujuan untuk mendapatkan karya-karya
ilmiah untuk di terjemahkan ke dalam bahasa Pahlavi. Bangsa Persia juga
melestarikan tradisi keilmuan yang telah berkembang di peradaban-peradaban lain
lalu mereka menyempurnakan,
menambah, dan menyebarluaskan kepada para pendidik di Eropa hingga islam
datang. Kemajuan pendidikan yang dicapai oleh Persia juga mendapat
pengaruh dari orang-orang Nestorian, terutama penerjemahan dalam bahasa
Pahlavi.
Cendekiawan
muslim yang mewarnai khazanah keilmuan dunia terutama di bidang matematikasalahsatunyaberasaldari Persia.
Pada tahun 820-an matematikawan Persia bernama Muhammad Bin Musa Al-Khawarismi
menulis buku AlJabr Wa’lMuqobalah
yang memperkenalkan istilah “aljabar”. Aljabar dapat disebut sebagai nadi
matematika. Selain aljabar, beberapa cabang ilmu matematika yang diperkenalkan
oleh Al Khawarizmi seperti Geometri dan Aritmatika. Geometri merupakan cabang
kedua dalam matematika. Bagi bangsa Barat, ilmu matematika lebih banyak
dipengaruhi oleh karya Al Khawarizmi dibandingkan karya para penulis pada abad
pertengahan.
Tokoh-tokoh dalam matematika di Persia :
1.
Abu Abdullah
Muhammad Ibn Musa al-Khawarizmi (800-847 M).
2.
Al-biruni, Abu
Rayhan Muhammad Ibn Ahmad (973-1048 M).
3.
Umar Khayam
4.
Tsabit bin
Qurrah
22.54 |
Category:
Filsafat Pendidikan Matematika
|
0
komentar
Comments (0)